Tuesday, December 27, 2016

Short escape: Kuala Lumpur

"Liburan adalah sesuatu yang selalu mengasyikkan, selalu dinanti-nanti dan akan menjadi kenangan indah sesudahnya."  -myself- 😃


Penantian panjang itu akhirnya berakhir.....
dan kamipun pergi berlibur jua....

Setelah berbulan-bulan ngintilin aka stalking travell blogger yang selalu sukses bikin saya kagum dengan cerita perjalanan liburan mereka, akhirnya saya juga bisa cerita soal hasil liburan irit saya dan keluarga. Dengan berbekal uang seadanya hasil pecah celengan, kamipun nekat berangkat berlibur ke Kuala Lumpur. Sebenarnya ini bukan pertama kalinya kami ke KL tapi entah mengapa selalu ingin kembali lagi. Ini bukan berarti saya tidak cinta tanah air ya, tetapi semata-mata karena liburan ke KL lebih murah daripada ke Bali atau Belitung apalagi tempat tinggal saya saat ini di Duri, jadi kalau mau ke KL tinggal naik ferri saja lewat Malaka.
Jadi rencananya saya akan mengajak serta suami tercinta, bapak saya dan 2 anak kecil yang selalu menggemaskan ini untuk berlibur ala ransel (baca: backpacker) ke Kuala lumpur selama 5 hari 4 malam dengan menginap 3 malam di KL dan 1 malam di Malaka. 
Jauh-jauh hari saya mulai hunting penginapan, transportasi dan kuliner di negeri jiran tersebut dengan key word "murah". Dan alhamdulillah cara ini selalu berhasil, saya mendapatkan penginapan dengan harga miring selama berlibur di KL. Saya memilih the ZON all suites residence yang sangat dekat dengan menara kembar petronas untuk menginap. Total yang harus saya bayarkan untuk menginap di hotel ini selama 3 malam Rp2.9jtaan, menurut saya ini sudah cukup masuk akal karena kamar kami dilengkapi dengan ruang tamu, meja makan dan dapur yang sangat membantu untuk mengontrol anggaran makan selama kami di KL. Ini penting buat saya karena biasanya pengeluaran makan ini bisa mencapai 40% dari total budget liburan, maklum kami sekeluarga memang doyan makan dan jajan. Tetapi karena keterbatasan dana maka saya harus cermat dalam mengelola budget. Sedangkan saat di Malaka, saya menginap di Venus Boutique hotel dengan sewa permalam Rp500ribuan untuk 4orang. Review tentang hotel tempat kami menginap nanti menyusul. H-1 sebelum keberangkatan kami ke KL, saya terlebih dahulu menyiapkan bekal rendang dan kawan-kawannya untuk kami makan selama di hotel nanti. Saya juga membawa beras secukupnya, sehingga kami tidak perlu keluar duit lagi untuk makan malam selama di KL. Semua sudah siap, saatnya berangkat.....
Pagi-pagi sekali kami sudah berkendara menuju pelabuhan internasional Dumai yang berjarak 1,5jam dari rumah. Dilanjutkan perjalanan dengan kapal ferri ke Malaka selama 2,5jam dan bus Malaka-KL 2 jam. Sesampainya di hotel, jam tangan saya menunjukkan pukul 19.00WIB atau pukul 20.00 waktu malaysia. Saya pergunakan untuk istirahat saja agar besok bisa segar kembali.
Hari kedua di KL, kami berjalan-jalan ke central market yang terletak tidak jauh dari terminal bus pasar seni. Dari hotel, saya berjalan kaki 3 menit menuju halte bus menara Atlan kemudian saya naik bus gratis goKL dengan tujuan bukit bintang dan bertukar bus goKL lainnya dengan tujuan pasar seni. Di central market ini anda bisa belanja oleh-oleh dengan harga yang cukup murah. Ada banyak buah tangan seperti gantungan kunci, tempelan kulkas, miniatur petronas, tas dompet dan aneka kerajinan lainnya yang bisa anda dapatkan mulai harga RM5 atau anda bisa berburu coklat dan aneka cemilan khas Malaysia dengan harga mulai RM10. Setelah puas berbelanja oleh-oleh, kami menghabiskan sore dengan mengajak anak-anak saya bermain di KLCC Park. KLCC park ini terletak di belakang mall suria KLCC, taman bermainnya sangat luas dan bersih, ada kolam renangnya juga. Yang lebih penting, masuknya gratis hehe....
Hari ketiga kami berencana bermain di petrosains, wisata edukasi keluarga yang berada didalam mall suria KLCC. Kebetulan sekali saya pergi pas musim libur sekolah, jadi tiket masuk untuk anak-anak gratis. Saya hanya membayar RM30/dewasa dan RM15 untuk bapak saya, total RM75 atau Rp228.000 untuk bermain sepuasnya di petrosains. Banyak permainan menarik didalam petrosains ini, cuma karena musim libur jadi antrian untuk bermain jadi panjang. Bila berkunjung ke sini kita tidak diperbolehkan membawa makanan dan minuman, tas ransel pun juga harus dititip di loker pembelian tiket. Nanti apabila kelaparan, ada kantin yang menyediakan nasi goreng, mie goreng, donat, cruissant dan aneka roti lainnya (ini gak gratis ya). Harga makanannya mulai RM4. Setelah capek bermain di petrosains, kami berlanjut bermain air di kolam renang KLCC Park dan balik ke hotel menjelang magrib. Untuk makan malam seperti yang sudah saya obrolin diatas, saya memasak nasi dengan panci yang sudah disediakan di dapur kamar hotel ditemani dengan rendang dan kawan-kawannya. Perut kenyang, hati senang, saatnya tidooooor
Hari keempat kami akan berpindah hotel ke malaka karena kami harus mengejar ferri keesokan paginya. Setelah sarapan jatah hotel, kami muter-muter KL dulu dengan memanfaatkan bus gratis yang super nyaman goKL sampai ke terminal KL Sentral. Terminal bus disini jangan dibayangin kayak terminal bus di Indonesia ya, di KL Sentral ini bentuknya kayak mall, bagus deh. Di KL sentral kami membeli tiket KTM Komuter untuk ke TBS (Terminal Bersepadu Selatan) seharga RM3 untuk 3 dewasa (anak-anak gratis). Sesampai di TBS kami langsung ke lantai 2 menuju food court teratai, disana banyak kedai makanan mulai dari nasi penyet sampai nasi briyani. Favorit saya kedai "NURDEEN", nasi goreng kampung(RM5.5) dan sup tom yumnya(RM7) enak, saking enaknya sampai lupa difoto.
Selesai mengisi perut, kami melanjutkan perjalanan ke Malaka dengan bus Mayang Sari. Harga tiket dewasa dan anak sama yaitu RM11. Perjalanan dari TBS ke malaka memakan waktu 2 jam dengan pemandangan hutan sawit dan jalan tol. Tepat pukul 17.00wib bus sudah terparkir di Malaka sentral, itu berarti kami harus turun dan berganti bus kota untuk menuju hotel venus yang berlokasi di seberang menara taming sari. Dari Malaka sentral kami menumpang bus panorama no.17 dengan membayar tiket RM1.3 untuk dewasa dan RM0.70 untuk anak-anak. Bus di Malaka ini namanya panorama semua ya, yang membedakan cuma tempat parkirnya. Bus akan parkir sesuai dengan nomer platformnya. Untuk arah red square, musium bahari dan menara taming sari kita menggunakan bus panorama yang parkir di platform nomer 17, makanya disebut bus panorama 17. Karena hotel kami menginap dekat dengan menara taming sari, maka anak-anak bisa bermain dulu di taman dengan bapak saya sedangkan saya dan suami check in di hotel sekaligus menaruh barang bawaan kami baru kami menyusul ke taman. Puas bermain di taman, kami cari makan sekalian sebelum kembali ke hotel.
Paginya kami bergegas ke pelabuhan ferri dengan berjalan kaki 10 menit dari hotel. Dan inilah akhir cerita liburan kami yang menyenangkan.

Wednesday, December 14, 2016

Bus Malaka Kuala lumpur

Ini kedua kalinya saya melakukan perjalanan dari melaka ke kuala lumpur dengan menggunakan bus. Sebenarnya banyak sekali operator bus yang melayani tujuan melaka-KL atau sebaliknya, tinggal mencari yang sesuai budget dan jam berangkat saja. Harga tiket bus melaka-KL atau sebaliknya yang paling murah adalah Rm10 (gak tau lagi kalau ada yg lebih murah) untuk sekali jalan.
Dari sekian banyak operator bus, saya pernah mencoba naik bus Delima, KKKL dan Mayang sari. 
1. Bus Delima
Untuk bus delima, harganya paling murah diantara KKKL dan mayang sari, yaitu Rm10. Kesan saat naik bus delima, tempat duduknya 2-2 dengan jarak kursi depan belakang lumayan luas. Hanya saja tidak ada sandaran untuk kaki. Busnya datang tepat waktu dan tiba di terminal TBS sesuai dengan jadwal.
2. Bus KKKL
Kebetulan saya 2 kali menggunakan operator bus ini. Yang pertama bus biasa dan yang kedua busnya bertingkat. Saat naik bus biasa enak sih, jarak antar kursi depan belakang lebih luas dibanding delima dan ada sandaran kakinya jd bisa seperti tidur di tempat tidur, nyaman sekali. Susunan tempat duduknya 2-1. Kalau yang bus tingkat malah menurut saya kurang enak, jadi bikin sedikit mual karena goncangannya lebih terasa terutama pas duduk di kursi tingkatnya, kurang nyaman saya sih. Harga tiketnya sama antara bus yang biasa dan bertingkat dan memang yang paling mahal dibanding delima dan mayang sari yaitu RM13.4 per orang, tarif anak-anak juga sama. Jadwal berangkat dan kedatangan juga sesuai dengan perkiraan. 
Penampakan bus tingkat KKKL

3. Bus Mayang sari
Bus ini hampir sama dengan KKKL karena ada sandaran kakinya dan tarifnya juga lebih murah yaitu Rm11. Susunan tempat duduknya 2-1, cuma entah mengapa saya agak kurang beruntung dengan bus ini. Busnya terlambat 30menit dari jadwal berangkat. Dan sesaat sebelum berangkat, sopir bus berteriak untuk tidak makan dan minum didalam bus sembari berjalan mengecek apakah penumpangnya ada yang membawa makan dan minum. Wiiiii.... udah telat berangkat, penumpang disuruh "puasa" , sopirnya agak galak lagi. Sebenarnya cara mengemudinya sih enak nyaman tapi bila mengajak balita sepertinya harus berpikir ulang untuk naik bus ini secara anak-anak terkadang agak susah dirayu untuk "puasa" walaupun hanya 2 jam saja, seperti anak saya yang sudah terbiasa nyemil untuk mengusir kebosanan selama perjalanan.
Suasana didalam bus mayang sari

Disuruh "puasa"

Kursinya nyaman

Ada sandaran kaki

So far, mungkin jika saya punya kesempatan berkunjung ke KL lagi dengan bus, saya akan memilih delima saja ato mencoba operator bus lain. 

Sunday, December 11, 2016

Jalan-jalan ke central market

Pagi ini kami berencana ke central market untuk membeli oleh-oleh. Dari hotel the zon imperial suites, awalnya kami akan menumpang LRT dari klcc ke masjid jamek lalu dilanjutkan jalan kaki yang katanya agak jauh. Cuaca mendukung sekali pagi ini. Dengan semangat 45 kami mulai berjalan dari lobby hotel menuju jalan ampang(menara atlan) kira-kira sekitar 5menitan lah. Saat kami melewati halte bus goKL iseng-iseng saya baca rutenya. Eh ternyata bisa juga pake bus goKL dari menara atlan ini. Hanya saja nanti kami harus oper bus sekali lagi di pavilion. Tak apalah, yang penting busnya gratis dan kami tidak perlu berjalan jauh sampai suria klcc.
Oh iya bus goKL ini ada beberapa tujuan. Warnanya sama semua, ungu. Yang membedakan hanyalah tulisan berjalan yang ada di kaca depan dan samping bus. Jadi kalo mau menggunakan bus ini dilihat tulisan di kaca busnya ya, jangan dilihat warna busnya. Dan bus ini gratis alias percuma alias free jadi bisa hemat budget transport kan 😁.
Bila dari menara atlan/suria klcc menuju ke central market dan kasturi walk, kita naik goKL dengan tujuan bukit bintang(green line) lalu turun di pavilion. Dari pavilion kita naik lagi goKL dengan tujuan pasar seni (purple line). Dari terminal pasar seni kita tinggal jalan kaki sekitar 3 menit ke central market/kasturi walk.


Letak kasturi walk dan central market memang berdampingan. Kami hanya masuk ke central market saja untuk membeli oleh-oleh. Di central market ini bisa dijumpai bermacam buah tangan mulai dari kerajinan, miniatur petronas, kaos KL, dompet sampai aneka makanan dan cemilan khas KL. Bila anda suka coklat sempatkanlah mampir di choc boutique didalam central market ini. 





Hampir tertinggal bus di malaka

Setelah berlelah-lelah perjalanan didalam kapal feri dumai 2,5jam akhirnya sampailah kami di melaka. Tapi karena  tujuan akhir kami adalah Kuala lumpur, jadi kami harus meneruskan perjalanan lagi 2 jam dengan menggunakan bis dari melaka sentral.
Dari pelabuhan feri melaka, kami menumpang taksi lokal ke melaka sentral dengan ongkos Rm30. Singkat cerita, sampailah kami di melaka sentral. Selanjutnya tugas saya adalah mencari tiket bus ke kuala lumpur dengan jam berangkat terdekat. Saat saya sampai di terminal malaka sentral, jam tangan saya menunjukkan pukul 13.30WIB. Saya sengaja tidak booking online bus ke KL karena memang ingin lebih fleksibel dalam perjalanan kali ini. Jangan khawatir tidak dapat tiket, karena armada bus disini sangat banyak sekalipun anda pergi saat peak season seperti yang saya lakukan.
Akhirnya pilihan kami waktu itu jatuh pada bus KKKL yang berangkat pukul 15.00WIB dengan harga Rm13.4 per orang(tarif anak-anak sama aja). Sebenarnya kami ingin mencari bus yang berangkat jam 14.00 WIB agar bisa segera sampai di kuala lumpur. Tapi apa daya semua tiket untuk jam 14.00wib sudah sold out. 
Sembari menunggu bus berangkat, anak saya minta makan nasi. Jadi saya berkeliling melaka sentral mencari sesuap nasi hehe...waktu itu saya membeli nasi goreng kampung seharga Rm5.50 atau sekitar Rp16.720 ( kurs saat itu Rp3.040). Tidak mahal bukan??memang tidak, karena harga makanan di malaysia rata-rata Rm5.50
Setelah selesai makan, jam tangan saya menunjukkan pukul 14.08WIB, saya perhatikan dari tadi bus yang akan saya tumpangi ke KL sudah bersiap berangkat. Saya baru tersadar ternyata memang waktu indonesia barat lebih lambat satu jam daripada waktu di malaysia. Dengan tergopoh-gopoh saya bergegas naik ke bus tingkat ini, oh iya bus KKKL yang saya naiki iki bertingkat lho hehe...
Setelah saya naik, bus langsung berangkat menuju kuala lumpur. Masyaallah ternyata memang bus ini hanya menunggu saya dan keluarga huhuhu....jadi malu saya padahal bus disini selalu tepat waktu. Gara-gara kami, busnya jadi terlambat 8menit 😃

Tips: waktu malaysia lebih cepat 1 jam dari WIB, harga tiket bus melaka-KL bervariasi mulai dari Rm10 

Saturday, December 10, 2016

Pelabuhan Dumai

Akhirnya warga Dumai boleh berbangga hati dengan pelabuhannya. Setelah sekian lama memiliki pelabuhan berwajah terminal yang tidak terurus, kini pelabuhan Dumai telah bertransformasi menjadi pelabuhan yang cantik dan modern. Dengan sentuhan melayu pada luar gedung semakin menambah keelokan bangunan baru ini. Meskipun sudah berwajah baru, namun ternyata pelabuhan ini masih belum diresmikan. 




Di bagian dalam pelabuhan ini terdapat toilet yang sudah memadai tetapi sayangnya air tidak nyala dan pas masuk salah satu toilet masih ada sisa kotoran yang belum disiram, sayang sekali. Oh iya bila anda mengajak anak balita disini juga disediakan mini playground jadi tidak khawatir anak bosan. Pelabuhan ini juga memang didesain tanpa AC, hanya ada kipas angin saja sehingga jangan heran bila masih ada bapak-bapak yang merokok dengan tanpa dosa disebelah balita anda.
Mudah-mudahan ke depan, pelabuhan yang sudah bagus ini bisa terjaga kebersihannya. Bagi calon penumpang dengan anak kecil juga lebih diperhatikan lagi kenyamanannya misalnya dengan adanya larangan merokok didalam gedung. 






Monday, August 29, 2016

Bersampan di lembah harau
Ternyata ada wahana rekreasi keluarga baru di lembah harau. Kalau 3 tahun yang lalu saya kesini cuma ada air terjun, sekarang sudah ada sampan. Ya cuma sampan sih, gak istimewa banget tapi bagi saya yang biasa tinggal di tengah hutan sawit, main sampan itu sesuatu yang baru dan seru.
Tempatnya mudah sekali dijangkau. Dari pertigaan yang ada tulisan menuju lembah harau nanti lurus saja sampai ketemu "petugas loket harau". Disana anda akan membayar tiket masuk sebesar Rp5000/org. Lurus lagi saja sampai nanti ada pertigaan ambil ke arah kanan. Sepanjang jalan tersebut akan ada horse stable atau bahasa kita arena naik kuda. Lurus saja lagi sambil lihat sebelah kanan. Nanti ada rumah adat minangkabau setelah syafiq house, nah disitulah tempat bersampannya. Tiket masuk gratis, anda hanya bayar Rp5000 lagi untuk parkir mobil dan Rp15000 untuk sewa sampan. Dengan Rp15000 tersebut anda bisa menyewa sampan untuk 1x putaran. 1 sampan ini bisa diisi untuk 3 orang atau 2 orang dewasa dengan 2 balita seperti saya. Namun untuk anda yang berbadan makmur dan subur, pemilik sampan akan mengevaluasi terlebih dahulu aman tidaknya sampannya disewa oleh anda hehehe.....jangan bersedih bila akhirnya anda tidak lulus "fit and proper test" karena di sudut lainnya ada spot menarik yang pasti bisa anda coba yaitu memberi makan ikan-ikan yang ada di sungai sampan ini. Cukup mengeluarkan kocek sebesar Rp2500 anda sudah bisa mendapatkan sebungkus kecil jagung pipilan untuk memberi makan ikan.
Bila anda sudah lelah bersampan dan memberi makan ikan, anda bisa jajan di sekitar arena sampan. Banyak pedagang keliling seperti siomay, bakso bakar, es cream, es tebu dll. Anda bisa mencicipi jajanan tersebut dengan duduk santai di sekitar sungai sampan atau di dekat rumah adat. Di tempat ini juga disediakan masjid, sehingga kita tidak perlu kuatir ketinggalan sholat selama menemani anak-anak bermain sampan
 








Wednesday, January 13, 2016

Naik bus dari melaka ke Kuala Lumpur

Setelah perjalanan laut yang kami tempuh selama 2,5 jam dari Dumai ke Melaka kini saatnya kami berganti moda transportasi lain untuk ke Kuala Lumpur. Sejak jauh hari kami memang sudah  merencanakan liburan ke KL ini termasuk menggunakan bus dari Melaka ke KL. Karena kami perginya pas libur panjang jadi H-3 perjalanan kami sudah memesan tiket bus melalui online agar pada hari H tidak bingung lagi dengan bus yang akan dinaiki cuma jadinya kami harus berkejaran dengan waktu karena kami melakukan perjalanan terusan dari Dumai. Sebelum memesan tiket bus, kami terlebih dahulu juga browsing tentang bus apa yang sebaiknya kami gunakan. Ternyata memang tidak banyak perbedaaan antara satu armada bus dengan yang lainnya akhirnya kami mencari saja yang jam keberangkatannya tidak terlalu mepet dengan jam kedatangan kami di Melaka. Saat itu bus Delima yang beruntung mengantarkan kami ke Kuala Lumpur, harga tiket bus Delima untuk dewasa dan anak-anak sama saja yaitu RM10 atau sekitar Rp32000
Saat kami sampai di pelabuhan feri Melaka jam menunjukkan pukul 14.30 waktu Malaysia (Waktu Malaysia sama dengan WITA di Indonesia) sedangkan bus Delima yang akan membawa kami ke KL akan berangkat pukul 16.00. Kami tentu saja harus bergegas agar tidak ketinggalan bus, kami langsung mencari taxi yang banyak mangkal di luar pelabuhan untuk mengantar kami ke Melaka sentral. Setelah tawar menawar akhirnya kami sepakat membayar RM30 atau sekitar Rp96.000 untuk ongkos taxi dari pelabuhan ke Melaka sentral. Perjalanan dari pelabuhan ke Melaka sentral memakan waktu kurang lebih 15-20 menit, tergantung seberapa macet jalan yang dilewati. Saat itu kami diajak memutar oleh pak sopir taxi karena menurut beliau lewat jalan kota sangat macet meskipun jarak tempuhnya lebih dekat dibanding dengan rute yang akan kami lewati ini. Kami manut saja yang penting segera sampai di Melaka sentral agar bisa mengejar bus yang sudah kami pesan.
Begitu sampai di Melaka sentral kami langsung mencari loket bus Delima untuk menukarkan hasil print booking online bus kami dengan boarding tiket. Karena kami baru pertama kali ke Melaka Sentral jadi agak kesusahan juga untuk mencari tempat loket bus yang kami tuju. Setelah bertanya pada informasi barulah kami bisa menemukan loket bus Delima. Urusan tiket bus beres, kini kami masih punya sisa waktu kurang lebih 30menit untuk mengisi perut. Kamipun berkeliling Melaka sentral untuk mencari tempat makan yang menarik, anak-anak saya sudah kepincut dengan Mcd karena mereka bisa dapat bonus mainan saat membeli paket makanan di Mcd, oiya Mcd di Malaysia ini tidak menyediakan nasi seperti di Indonesia. Saya dan bapak saya memilih tempat makan masakan melayu, menunya prasmanan tapi karena kami takut tertinggal bus jadi kami bungkus saja nasi dan lauknya. Waktu itu saya membeli 2 bungkus nasi dengan urap sayur dan ayam gulai seharga RM5. Selain tempat makan ternyata di Melaka sentral juga ada toko pakaian, tas, dan juga oleh-oleh. Ada juga money changer untuk menukar uang ringgit.
Setelah selesai urusan perut kamipun segera menuju ke ruang tunggu bus, bus kami berada di jalur 19. Jika bingung anda lihat saja di depan bus yang sedang parkir, akan ada papan dengan bertuliskan nomer yang berbeda-beda di tempat parkir bus, tinggal cari saja nomer sesuai yang tertera di tiket bus. Pukul 15.55 bus yang kami tunggu datang, kami segera naik sesuai dengan nomer kursi di tiket kami. Kursi di dalam bus Delima ini berjajar dua seat untuk tiap deretnya, kursinya cukup empuk dan dalam kondisi yang bagus dan bersih. Jarak antara kursi belakang dan depan juga cukup lebar jadi jika kita ingin mengatur posisi kursi untuk tidur tidak akan mengganggu penumpang lain. Didalam bus ber AC yang saya tumpangi tidak ada TVnya jadi selama perjalanan tidak akan ada hiburan lain selain menikmati pemandangan jalan dan mengobrol dengan penumpang di sebelah anda :) didalam bus juga harum lho, gak ada bau solar kayak bus di Indonesia hehe
didalam bus Delima
Tepat pukul 16.00 bus pun berangkat dari Melaka sentral, sangat on time ya beda dengan bus-bus di Indonesia. Hampir semua kursi terisi penuh saat itu, penumpangnya juga sepertinya banyak yang dari Indonesia, terlihat dari bahasa mereka saat mengobrol dengan temannya. Kedua kiddos saya juga terlihat menikmati perjalanan dengan bus ini karena selain busnya enak, pak sopir bus juga nyetirnya aman gak ugal-ugalan. Saking nyamannya, gak butuh waktu lama untuk meninabobokan anak-anak saya, mereka tertidur tidak lama setelah bus keluar dari Melaka sentral.
Keluar dari Melaka akan disuguhi pemandangan ruko-ruko dan bandara Melaka kemudian setelah masuk tol anda hanya akan melihat kebun sawit disepanjang perjalanan, kalo yang ini sih udah biasa saya lihat di Duri. Setengah jam berlalu dan karena pemandangannya tidak lagi menarik maka sayapun memutuskan untuk tidur saja didalam bus. Ketika saya bangun pemandangan sudah mulai berubah, banyak flat-flat atau kalo bahasa kita sih rumah susun di sepanjang jalan, gedung-gedung bertingkat, rumah pemakaman etnis tionghoa yang sangat bagus dan aneka mall yang tidak kalah bagusnya. Kondisi jalan dari Melaka ke KL sangat mulus, tidak ada jalan berlobang atau bergelombang seperti yang mudah kita jumpai di jalan-jalan di Indonesia. Jadi rute inipun sangat aman bagi ibu hamil. Itu kata bapak saya sih, karena saya tidur pules aja sepanjang perjalanan hehehehe..Sepertinya perjalanan bus tidak akan lama lagi untuk sampai di terminal TBS Kuala Lumpur. Benar saja ternyata dugaan saya, setelah bus keluar tol tak lama kemudian bus sudah masuk ke terminal TBS. Terminal TBS ini ternyata memang sangat bagus dan mewah, ada eskalator juga untuk naik ke terminal selepas turun dari bus. Keren sekali :)